- mmhh... tante sampe lemes.... rasanya belum apa-apa tulang-tulang tante rontok semua...."
- Aku hanya tersenyum. "Gimana tante... udah siap lagi....," tanyaku menggoda.
- "Bentar lagi ya Don... badan tante masih lemes.... dan lagi rasa enaknya masih belum hilang...."
Sementara itu kulihat Luna sudah berdiri di samping tirai pembatas ruangan, ikut menikmati apa yang kami lakukan.
- "Luna, kalau mau gabung kesini aja... nggak apa-apa kok," kataku memancing-mancing.
- "Iih... enggak ah, aku cuma pengen ngeliat kalian ML aja kok, soalnya suaranya seru banget sih... sampe Luna nggak bisa tidur."
- "Iya Luna... sini aja lah..., ngapain kamu berdiri di situ... duduk aja di dekat tempat tidur biar bisa liat lebih jelas kalau emang mau liat kita ML," Tante Mira ikut menimpali. Luna kelihatan masih malu-malu, aku lalu berdiri menghampirinya dan menariknya ke sisi tempat tidur.
- "Tapi kalian nggak apa-apa kalau Luna ikutan ngeliat di sini...?" tanyanya sambil duduk di kursi.
- "Ah nggak apa-apa Wi, malah kami lebih senang lagi kalau kamu juga mau ikutan ML dengan kami, iya khan Don...... Ikutan ajalah sekalian, aku nggak akan bilang sama suamimu asal kamu juga nggak cerita ke suamiku," kata Tante Mira sambil melirikku dan aku mengangguk mengiyakan. Wajah Luna tampak merah, "Ah.. Luna cuma mau liat kalian aja dulu...." Betul dugaanku, sebenarnya Luna mau ikut bergabung hanya saja ia masih malu-malu. Yang dibutuhkannya cuma sebuah alasan yang pas.
Sementara itu Tante Mira tampaknya sudah pulih sepenuhnya, tangannya mulai meraih kontolku dan menuntunnya ke arah liang hangat di selangkangannya.
- "Ayo sayang... kita lanjutin lagi.... sekarang punya kamu harus dimasukkin ke sini ya...tante dari tadi pengen ngerasain punya kamu..." Aku hanya tersenyum, sementara itu aku mulai menjilati payudara Tante Mira dan mempermainkan putingnya diantara kedua bibirku. Tubuh Tante Mira mulai menggeliat-geliat kembali.
- "Ah... Anton... tante jadi konak lagi... punya kamu masukin ya.... sekarang sayang... sekarang... tante udah kepengen banget ngerasain kontolmu yang keras ini..." Tante Mira terus merengek-rengek meminta aku memasukkan kontol ke memeknya sementara itu tangannya terus meremas-remas kontolku sehingga membuatnya makin mengeras. Akhirnya perlahan-lahan kubuka paha Tante Mira sehingga bibir memeknya membelah dan menampakkan liangnya yang bisa mengundang nafsu birahi setiap lelaki.
Dengan perlahan-lahan kutuntun kontolku menuju lubang memek Tante Mira yang sudah siap menanti sejak tadi, dan... blesss... dengan sekali sentakan ringan kontolku masuk ke dalam memeknya. "Aahh..." teriak Tante Mira sambil menaikkan pinggulnya untuk menyambut kontolku. Rupanya Tante Mira sudah sangat terangsang dan bernafsu sehingga sekalipun dia berada di posisi bawah justru dia yang lebih aktif menggerak-gerakkan pinggulnya. Aku tidak mau kalah ganas dengan tante berumur 40-an ini, kugerakkan pinggulku turun naik dengan sentakan-sentakan yang kuat sehingga kontolku terasa masuk ke dalam dengan mantap.
- "Aduhh.. Anton... kontolmu sampai ke ujung... enak banget....mmhh... terus sayang... tusuk yang kuat sayang... tante suka.... mmhh... mmhh.... mmhh... mmhh ...mmhh .." Tante Mira terus mendesah berulang-ulang seirama dengan tusukan kontolku. Suara kecipak beradunya kontolku dengan memek Tante Mira dan suara derit ranjang yang bergoyang menyertai desah persetubuhan kami yang ganas. Aku rasa dengan cara seperti ini Tante Mira tidak akan bertahan lama.
Beberapa saat kemudian Tante Mira minta ganti posisi, dia ingin berada di atas. Akhirnya aku berbaring pasrah sementara Tante Mira memposisikan dirinya berjongkok di atasku. Tangannya meraih kontolku dan membimbingnya menuju liang memeknya yang basah kuyup oleh lendirnya sendiri. Begitu kontolku masuk, Tante Mira lalu mulai menggerak-gerakkan pinggulnya dengan ganas. Gerakannnya makin lama makin cepat dan desahannya makin keras, "Mhh... mmhh.. mmhh...." aku belum pernah merasakan goyangan pinggul seorang wanita seganas Tante Mira. Saking keras dan semangatnya goyangan Tante Mira, beberapa kali kontolku sempat terlepas dari cengkeraman memeknya tapi Tante Mira dengan sigap memasukkan kembali. Dan akhirnya tidak sampai tiga menit Tante Mira di posisi atas iapun mulai mengalami orgasme yang kedua kali....
- "Aduh... tante mau keluar lagi sayang... aduuh... mmhh... mmhh... mmhh... aahh!" Tante Mira menjerit keras berbarengan dengan orgasmenya yang kedua. Kedua tangannya mencengkeram erat dadaku dan kepalanya mendongak ke atas sementara itu memeknya menelan habis kontolku sampai aku bisa merasakan ujungnya.
Baru kali ini kurasakan orgasme seorang wanita yang begitu ganas dan intens. Seganas-ganasnya Tante Mira, rasanya masih kalah ganas dibandingkan Tante Mira. Tidak berapa lama kemudian Tante Mira terkulai lemas di dadaku. Aku melirik ke arah Luna, kulihat dia mulai terangsang hebat melihat "live-show" di depan matanya... Duduknya serba gelisah dan tangannya meremas-remas ujung bajunya. Aku sendiri sebenarnya belum orgasme, tapi rasanya juga tidak lama lagi. Permainan liar Tante Mira mau tidak mau membuatku makin dekat menuju puncak orgasme juga. Kalau aku sekarang mengajak Luna untuk ML pasti aku tidak akan sanggup bertahan lama, jadi kuputuskan untuk menyelesaikan ronde pertamaku dengan Tante Mira saja. Setelah Tante Mira mulai pulih dari orgasmenya, aku balikkan tubuhnya sehingga dia kembali dalam posisi terlentang. Tanpa basa-basi langsung aku menancapkan kontolku ke dalam memeknya.
- "Anton... tante masih lemes... sabar sayang.... sebentar lagi.... mmhh... mmhh..." Tante Mira mencoba mendorongku. Tapi tenaganya tidak cukup kuat, lagi pula hanya berselang beberapa detik kemudian tampaknya Tante Mira sudah mulai terangsang lagi. Apalagi setelah telinga dan lehernya kujilati dengan lidahku. Maklum kaum wanita dalam hal persetubuhan sebenarnya jauh lebih hebat dari pria, mereka bisa mengalami orgasme berkali-kali dalam waktu yang singkat kalau mendapatkan rangsangan yang tepat.
Aku terus menusukkan kontolku berulang-ulang ke dalam memek Tante Mira.
- "Anton... kamu nakal sekali... mmhh... mmhh .... dasar anak muda..... mmhh... adduuh sayang... nanti tante bisa keluar lagi.... mmhh... Anton... aduuhh...mmhh... tante jadi konak lagi... aahh... kamu ganas sekali...." kurasakan pinggul Tante Mira yang semula diam pasrah kini mulai mengikuti gerakan pinggulku. Setiap kali aku menusukkan kontolku, pinggul Tante Mira menyentak ke atas sehingga kontolku masuk semakin dalam. Gerakannya yang kembali ganas membuat ketahananku hampir jebol. Perlahan-lahan kuatur posisiku agar bisa menusukkan kontol sedalam-dalamnya.
- "Tante... udah mau keluar belum.....?"
- "Mmhh... iya sayang.... tante udah mau keluar lagi.... mmhh ...mmhh..."
- "Sekarang kita barengan ya... Anton juga udah mau keluar...." "Hmmhh....... keluarin aja sayang... keluarin semuanya di dalam.... tante siap menampung.... tante udah nggak tahan sayaang.. ... tusuk tante yang kuat....... mmhh.... uuh... rasanya kontol kamu makin besar..... dorong yang kuat sayang..... iya... seperti itu sayang... iya... masukin yang dalam...mmhh... adduuh... tante keluar lagi.... aahh...aagh....!!"
- "Tante... mmhh... aduuh... Anton udah nggak tahan lagii..... aahh...aahh..aagghh...!!" Akhirnya sebuah semburan sperma yang dahsyat ke dalam memek Tante Mira menyertai kenikmatan orgasmeku. Sementara itu tubuh Tante Mira juga kembali menegang dan berkedut-kedut menahan nikmat orgasmenya yang ketiga malam itu. Tidak lama kemudian tubuh kami saling berpelukan dengan lemas, kami tidak bergerak ataupun berkata-kata untuk beberapa saat karena rasa nikmat orgasme yang bersamaan tadi seolah meluluhkan semua kekuatan dan keinginan kami selama beberapa saat.
Aku dan Tante Mira hanya ingin diam berpelukkan dan saling menikmati hangatnya tubuh masing-masing, sementara kontolku yang terasa makin melemah masih tertancap di dalam memek Tante Mira.... Tidak berapa lama kemudian aku membaringkan tubuhku di samping Tante Mira. kontolku tergolek lemah kelelahan, basah kuyup oleh campuran lendir memek Tante Mira dan spermaku sendiri. Sementara itu dari celah memek Tante Mira lelehan sisa spermaku yang berwarna putih kental tampak mengalir keluar bercampur dengan lendir Tante Mira. Aku yakin spermaku banyak sekali yang masuk ke memeknya karena sudah hampir dua minggu aku belum mengeluarkannya. Tante Mira memiringkan badannya dan mengelus-elus kontolku.
- "Gila kamu Anton..... belum-belum tante udah keluar tiga kali... kayaknya tante nggak bakalan kuat nih kalau ML sampai pagi...."
- "Ah nggak apa-apa tante... khan ada Luna, dia bisa gantiin tante kalau tante udah capek... iya nggak," kami tertawa cekikikan melirik Luna yang dari tadi tampak duduk gelisah menahan gejolak nafsu.
- "Iya Luna, ayo kamu ikutan sini dong... bantuin aku ngerjain Anton... aku nggak bakalan kuat kalau sendiri," kata Tante Mira ikut memanaskan suasana.
- "Ah... kayaknya aku nggak perlu bantuin Teh Mira..., tuh liat... Anton punya udah lemes... kelihatannya dia juga udah bakal nggak kuat lagi main dengan Luna....," kata Luna yang mulai menanggapi ajakan kami dengan setengah menantang.
- "Tapi kalau punyaku bisa berdiri lagi Luna mau ikutan nggak...?" pancingku.
- "Boleh aja... tapi buktiin dong kalau Anton punya masih sanggup berdiri lagi seperti tadi," kata Luna. Tampaknya Luna sudah mendapatkan alasan yang pas untuk ikut bergabung.
- "Ok... aku akan buktikan kalau sebentar lagi punyaku akan bangun dan keras seperti tadi tapi syaratnya harus Luna yang bangunin yaa..." kataku tersenyum.
- "Iya... tapi dibersihin dulu dong.. Luna nggak mau bekas Teh Mira... he... he.. he..." Aku lalu bangkit ke kamar mandi untuk membersihkan kontolku dari sisa-sisa cairan hasil persetubuhan dengan Tante Mira. Saat keluar dari kamar mandi tampak Luna sudah duduk di tepi tempat tidur. Sementara itu Tante Mira gantian duduk tanpa busana di kursi sambil menenggak sekaleng bir hitam dan menghisap rokok.
- "Ayo sini anak muda.... kita buktikan apa kamu masih sanggup bertempur lagi..." kata Luna sambil tersenyum nakal. Setelah mendapat alasan yang pas, Luna yang sebelumnya tampak malu-malu mulai menampakkan nafsu sex yang tidak kalah dengan Tante Mira. Aku lalu membaringkan tubuhku di tempat tidur.
Geen opmerkings nie:
Plaas 'n opmerking